Rabu, 10 Juli 2013

Makalah Entomologi :Ordo Coleoptera



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
                                                          
                                                                                   Penulis

DAFTAR ISI                                                                                      
KATA PENGANTAR.........................................................................................      
DAFTAR ISI.......................................................................................................      
BAB I  PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang..........................................................................................      
B.      Rumusan Masalah.....................................................................................      
C.      Tujuan.......................................................................................................      
D.      Manfaat.....................................................................................................      
BAB II  PEMBAHASAN
A.      Morfologi Ordo Coleoptera…………………….…………………………...        
B.     Fisiologi Ordo Coleoptera……………………………...…………………….        
C.     Klasifikasi Ordo Coleoptera…………………………………...…………….         
D.     Peranan Ordo Coleoptera……………………………………………..…..…        
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………      
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................      

BAB I
PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang Masalah
Serangga memiliki arti penting dalam ekosistem kita. Serangga dapat menjaga aerasi tanah, menyerbukan bunga, mengendalikan serangga-hama dan juga sebagai hama tanaman; serangga juga mampu menguraikan bahan organik, sehingga mengembalikan unsur hara ke dalam tanah. Sepuluh tahun yang lalu terdapat sekitar 750.000 spesies serangga. Saat ini, jumlahnya telah melebihi 1.000.000. Dan menurut sebuah artikel baru-baru ini, Scientific American, ahli entomologi memperkirakan bahwa ada kemungkinan lebih dari delapan juta spesies serangga di Bumi. Jika anda bandingkan dengan sekitar 4.809 spesies mamalia atau 1.500.000 species jamur, maka serangga memiliki populasi yang melebihi kelompok taksonomi hidup lainnya di Bumi.
Coleoptera berasala dari bahasa Latin coleos = perisai, pteron = sayap, berarti insekta bersayap perisai. Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain.
Ordo Coleoptera, yang berarti "sayap berlapis", dan berisi spesies yang sering dilukiskan di dalamnya dibanding dalam beberapa ordo lain dalam kerajaan binatang. Empat puluh persen dari seluruh spesies serangga adalah kumbang (sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih sering ditemukan. Perkiraan memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan dan tidak diuraikan, antara 5 dan 8 juta. Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala.
Pada kesempatan kali ini akan membahas ordo serangga yang paling banyak memiliki tampilan di banding serangga lainnya yaitu ordo coleoptera yang di Indonesia lebih dikenal dengan kumbang. Dan termasuk ordo terbesar dari serangga yaitu memiliki 300.000 spesies.
B.         Rumusan Masalah
1.           Bagaimana morfologi dari ordo Coleoptera?
2.          Bagaimana fisiologi dari Ordo Coleoptera?
3.          Bagaimana klasifikasi ordo Coleoptera?
4.          Apa saja peranan ordo Coleoptera?
BAB II
PEMBAHASAN
Ciri-ciri khusus Anthropoda adalah tubuh dan tungkainya beruas-ruas, eksoskeleton (dinding tubuh) berkitin dan beruas-ruas, alat mulut beruas dan dapat beradaptasi untuk cara makan, rongga tubuh merupakan rongga darah (haemocoele), bernafas dengan permukaan tubuh, insang, trachea atau paru-paru, alat pencernaan makanan berbentuk tabung terletak di sepanjang tubuh, alat pembuang melalui pipa panjang di rongga tubuh. Sub phylum Mandibulata bercirikan perubahan kaki dekat mulut menjadi sepasang alat mulut atau mandibula seperti rahang.
Kelas insekta mempunyai ciri-ciri : tubuh terbagi menjadi 3 bagian (kelapa-thoraks-abdomen), mempunyai sepasang antenna, tungkainya berjumlah 3 pasang, mempunyai sayap 1-2 pasang, dan alat mulutnya terdiri atas : 1 pasang mandibula (rahang), 1 pasang maxilla (letaknya di belakang rahang), labium (bibir) dan hypopharink (lidah). Sub kelas Pterygota umumnya bersayap, adapula yang tidak bersayap tetapi tidak sejak dari nenek moyang, tidak mempunyai alat tambahan seperti style, mengalami metamorfosa sederhana – sederhana (metabola) (Lilies, 1991). Ordo-ordo yang termasuk ke dalam kelas Insekta, sub kelas Pterygota antara lain Ephemeroptera, Odonata, Grylloblattaria, Phasmidia, Orthoptera, Mantodea, Blattaria, Isoptera, Dermaptera, Embiidina, Plecoptera, Zoraptera, Psocoptera, phthiraptera, Hemiptera, Homoptera, thysanoptera, Neuroptera, Coleoptera, Strepsiptera, Mecoptera, Siphonaptera, Diptera, Trichoptera, Lepidoptera, Hymenoptera.
Dari beberapa ordo di atas, akan di bahas lebih dalam mengenai ordo Coleoptera. Ordo Coleoptera termasuk ke dalam golongan Animalia, phylum Arthropoda, sub phylum Mandibulata, kelas Insekta, Sub kelas Pterygota, dan termasuk Endopterygota. Ordo Coleoptera merupakan otdo yang terbesar dari serangga-serangga dan menggandung kira-kira 40 % yang terkenal dalam hexapoda (borror et al. 1992).
Ordo Coleoptera di Indonesia dinamakan kumbang. Kumbang adalah salah satu binatang yang memiliki penampilan seperti kebanyakan spesies serangga. Ordo Coleoptera, diambil dari kata coeleos yang berarti seludang dan pteron yang berarti sayap, maka dapat disimpulkan Coleoptera adalah serangga yang memiliki seludang pada sayapnya. Empat puluh persen dari seluruh spesies serangga adalah kumbang (sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih sering ditemukan. Perkiraan memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan dan tidak diuraikan, antara 5 dan 8 juta.
Coleoptera berasal dari bahasa Latin coleos = perisai, pteron = sayap, berarti insekta bersayap perisai. Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain.
Kumbang dapat ditemukan hampir di semua habitat, namun tidak diketahui terjadi di lautan atau di daerah kutub. Interaksi mereka dengan ekosistem mereka dilakukan dengan berbagai cara. Mereka sering makan tumbuhan dan jamur, merusak pertahanan binatang dan tumbuhan, dan memangsa invertebrata lain. Beberapa spesies dimangsa berbagai binatang seperti burung dan mamalia. Jenis tertentu merupakan hama agrikultur, seperti Kumbang kentang Colorado Leptinotarsa decemlineata, Kumbang tanaman kapas Anthonomus grandis, kumbang tepung merah Tribolium castaneum, dan kumbang mungbean atau cowpea Callosobruchus maculatus, spesies kumbang lainnya adalah kotrol penting hama agrikultur. Seperti contoh, coccinellidae ("ladybirds" atau "kumbang tutul") yang mengkonsumsi aphid, hama pohon, thrips, dan serangga penghisap tanaman lainnya yang menyebabkan kerusakan panen tanaman.
Ordo Coleoptera memiliki ciri-ciri yaitu :
·           Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk sehingga disebut elytra, sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.
·           Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan.
·           Mengalami metamorfosis sempurna.
·           Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —> kepompong (pupa) —> dewasa (imago). Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera.
·           Tipe mulut menggigit. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala.
·           Beberapa contoh :
-          Kumbang kelapa / kumbang badak / kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros)
Kingdom : Animalia
Filum                  : Arthropoda
Kelas                  : Insecta
Ordo                  : Coleoptera
Famili                 : Scarabaeidae
Genus                 : Oryctes
Spesies               : Oryctes rhinoceros L.
-          Kutu gabah (Rhyzoperta dominica)
kingdom               : animalia
filum                  : antropoda
kelas                  : insecta
ordo                   : Coleoptera
family                  : Brostrichidae
genus                 : Rhyzoperta
spesies                : Rhyzoperta dominica
Ciri-ciri specimen : memiliki 2 pasang tungkai, berwarna coklat kemerahan, pada kepala ada semacam duri-duri kecil
Komoditas yang diserang       : gabah padi
Gejala yang ditimbulkan                    : biji menjadi lubang atau berlubang, terdapat serbuk pada padi akibat   gigitannya(Anonymouso , 2010).
-          Kumbang janur kelapa (Brontispa longissima Gestr)
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Hexapoda
Ordo                : Coleoptera
Famili              : Chrysomelidae
Genus              : Brontispa
Spesies            : Longissima
Nama Ilmiah   : Brontispa longissima
-                      Kutu beras (Sitophilus oryzae)
Kingdom              : Animalia
Filum                  : Antropoda
Kelas                  : Insecta
Ordo                  : Coleoptera
Family                 : Cureulionidae
Genus                 : Sitophilus
Spesies               : Sitophilus oryzae
Ciri-ciri specimen : memiliki moncong, terdapat elytra diatas abdomen, panjang tubuh dewasa 3,15-5 mm, dewasa berwarna coklat dan tua menjadi hitam.
Komoditas yang diserang : Beras
Gejala yang ditimbulkan : Biji menjadi berlubang terdapat serabut setelah terjadi gigitan hama tersebut, biji menjadi terpotong-potong
(Anonymousg , 2010).

A.          Morfologi Ordo Coleoptera
-          Kumbang memiliki sayap depan yang keras, tebal dan merupakan penutup bagi sayap belakang dan tubuhnya. Sayap depan disebut elitron. Ketika terbang sayap depan kumbang tidak berfungsi hanya sayap belakang yang digunakan untuk terbang. Sayap belakang berupa selaputdan pada waktu istirahat dilipat dibawah elitra.
-                      Tipe alat mulut kumbang yaitu tipe penggigit dan pengunyah, kumbang juga memiliki kepala yang bebas dan kadang memanjang ke depan atau ke bawah sehingga berubah menjadi moncong.
-         Kumbang memiliki mata majemuk (facet) besar, tanpa mata tunggal (ocellus). Abdomen memiliki 10 ruas dan pada daerah sternum ruas-ruas ersebut tidak semua terlihat.
-          Pada kumbang jantan, protoraks dan mandibula kerapkali membesar dan digunakan unuk berkelahi.
B.         Fisiologi Ordo Coleoptera
a.          Sistem Pernapasan pada Ordo Coleoptera
Pada umumnya pernapasan pada insekta adalah sama. Insekta bernapas dengan system trakea yang berupa tabung bercabang yang dilapisi kitin. Oksigen masuk secara langsung dari trakea ke sel-sel tubuh. Sistem trakea membuka ke bagian luar tubuh melalui spirakel, yaitu pori-pori yang dapat membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara dan membatasi hilangnya air.
Aliran udara pernapasan : oksigen masuk melalui spirakel menuju trakea. Selanjutnya menuju trakeolus dan terjadi pertukaran gas dengan sel tubuh. Mekanisme pernapasan : bila otot perut berkontraksi, trakea memipih sehingga udara kaya CO2 dari dalam tubuh keluar. Bila otot perut relaksasi, trakea ke posisi semula dan udara luar kaya O2 akan masuk melalui spirakel.
b.      Sistem Pencernaan Pada Ordo Coleoptera
Pada umumnya sistem pencernaan pada Insekta adalah sama. Insekta memiliki system pencernaan yang lengkap dan organ yang jelas untuk perombakan makanan dan penyerapan zat-zat makanan yaitu mulut, esophagus, lambung, usus, dan anus. Mulutnya digunakan untuk mengunyah.
c.          Sistem Ekskresi Pada Ordo Coleoptera
Sistem pengeluaran insekta berupa tubulus malphigi yang melekat pada bagian posterior saluran pencernaan.
d.          Sistem Sirkulasi pada Ordo Coleoptera
Sistem sirkulasi insekta berupa sistem sirkulasi terbuka dengan organ sebuah jantung pembuluh yang berfungsi mempompa hemolimfa melalui sinus homosol (rongga tubuh).
Sistem peredaran terbuka (jantung, pembuluh pendek, sinus / hemosol, hemolimfe) artinya darah beredar di luar pembuluh sehingga darah bergerak bebas dari hempasan jantung keluar jantung ke sel seluruh tubuh dan kembali ke jantung dengan tekanan otot tubuh. Darah hanya membawa Sari makanan tanpa Oksigen karena O2 bisa langsung akses ke sel tubuh karena dialirkan ke Tracheo hingga ke sel. Darah tidak berwarna merah karena tidak mempunyai Hb karena memang tidak diperlukan. Darah tak mengandung hemoglobin (Hb) sehingga tidak mengangkut oksigen atau karbondioksida tetapi hanya berfungsi mengangkut makanan.
e.          Sistem Saraf Pada Ordo Coleoptera
Sistem saraf insekta terdiri dari pasangan tali saraf ventral dengan beberapa ganglia segmental. Beberapa segmen ganglia anterior menyatu membentuk otak yang terletak dekat dengan anten, mata, dan organ indera lain yang terpusat dikepala.
f.           Sistem Reproduksi pada Ordo Coleoptera
Sebagian besar serangga membiak secara seksual, bagian yang lain secara aseksual atau partenogenetik. Sistem reproduksi jantan berfungsi memproduksi dan menyampaikan atau mengantarkan spermatozoa. Sistem reproduksi betina berfungsi memproduksi dan menyimpan telur, menyimpan spermatozoa, sebagai tempat pembuahan, dan meletakkan telur atau melahirkan larva atau nimfa.
Sistem Reproduksi Jantan dan Betina
-                      Sistem reproduksi jantan terdapat di bagian belakang abdomen, terdiri dari dari sepasang gonad yang disebut sebagai testes (ganda; testis = tunggal), yang dihubungkan oleh tabung-tabung yang bermuara dalam aedeagus atau penis. Pada dasarnya sistem ini sama pada semua serangga, meskipun bervariasi menurut jenisnya. Testis ada sepasang (dua), bilateral, namun ada yang menyatu (fusi) di tengah (misal pada Lepidoptera). Tiap testis terdiri dari sejumlah folikel, terbungkus oleh jaringan alat (connective tissue).
-                      Sistem reproduksi betina terdiri dari sepasang gonand atau ovari (ovary), yang dihubungkan oleh tabung-tabung ke vagina yang mempunyai bukaan di luar. Ovari memproduksi telur dan terdiri dari beberapa sampai banyak ovariol, yang merupakan unit yang fungsional.
Strategi Reproduksi
Perkembangan embrio pada serangga dapat dikelompokkan dalam tiga tipe utama, yaitu :
·           Ovipar
Serangga betina meletakkan telur yang telah matang baik dibuahi maupun tidak. Perkembangan embrio terjadi diluar tubuh induknya dan embrio memperoleh makanan dari kuning telur. Kebanyakan serangga memiliki perkembangan ovipar.
·           Vivipar
Pada perkembangan vivipar serangga betina tidak meletakkan telur tapi melahirkan larva atau nimfa muda dalam bentuk individu yang tidak terbungkus kulit telur (korion) . Perkembangan embrio berlangsung dalam tubuh induknya dan embrio memperoleh makanan langsung dari tubuh induknya.
·           Ovovivipar
Telur mengandung cukup kuning telur untuk memberi makan embrio yang sedang berkembang dan diletakkan oleh induknya segera setelah menetas. Istilah ovovivipar juga digunakan untuk serangga-serangga yang meletakkan telur yang mengandung embrio yang telah berkembang (telur telah siap menetas).
Selain ketiga tipe utama di atas, serangga juga memiliki beberapa tipe perkembangan embrio yang lain, yaitu :
-                      Poliembrioni
Pada poliembrioni setiap telur yang sedang berkembang dapat membelah secara mitosis dan menjadi beberapa sampai banyak embrio. Tipe perkembangan ini biasanya terdapat pada Hymenoptera. Telur pada serangga polimbrioni berbeda dari serangga non-poliembrioni, sebagai berikut:
 (1) telurnya sangat kecil,
 (2) tidak ada kuning telur,
 (3) karion, jika ada, sangat tipis dan permeabel.
-                      Paedogenesis
Serangga pradewasa memiliki alat kelamin yang telah matang dan dapat menghasilkan keturunan. Beberapa jenis Coleoptera memiliki perkembangan paedogenesis.
-                      Partenogenesis
Sel telur berkembang menjadi embrio tanpa mengalami pembuahan. Partenogenesis dapat terjadi pada serangga ovipar maupun vivipar.
Metamorfosis
Proses perkembangan yang mengubah pradewasa instar pertama menjadi dewasa disebut metamorfosis (metamorphosis), yang arti sebenarnya adalah perubahan bentuk. Perubahan bentuk itu bisa berangsur-angsur (gradual), yaitu bentuk pradewasa secara umum hampir sama dengan bentuk dewasanya, atau tiba-tiba (abrupt), yaitu bentuk pradewasanya sangat berbeda dengan dewasanya dan perubahan ini terjadi pada instar akhir pradewasa.
Metamorfosis (perubahan bentuk) dikelompokkan dalam empat tipe, yaitu:
1.      Tanpa metamorfosis/ametamorfosis (ametabola)
§          Pada tipe ini beberapa spesies serangga tidak memperlihatkan adanya metamorfosis, maksudnya segera setelah menetas maka lahir serangga muda yang mirip dengan induknya kecuali ukurannya yang masih kecil dan perbedaan pada kematangan alat kelaminnya.
§          Kemudian setelah tumbuh membesar dan mengalami pergantian kulit, baru menjadi serangga dewasa (imago) tanpa terjadi perubahan bentuk hanya mengalami pertambahan besar ukurannya saja.
§          Serangga pra dewasa sering disebut dengan istilah gaead.
§          Tipe metamorfosis ini terdapat pada serangga dari ordo Collembola, ordo Thysanura, dan ordo Protura.
2.      Metamorfosis Bertahap (Paurometabola)
§          Serangga yang mengalami perubahan bentuk secara paurometabola selama siklus hidupnya mengalami tiga stadia pertumbuhan, yaitu stadia telur, nimfa dan imago.
§          Serangga pradewasa disebut nimfa.
§          Nimfa dan imago memiliki tipe alat mulut dan jenis makanan yang sama, bentuk nimfa menyerupai induknya hanya ukurannya lebih kecil, belum bersayap, dan belum memiliki alat kelamin.
§          Serangga pradewasa mengalami beberapa kali pergantian kulit, diikuti pertumbuhan tubuh dan sayap secara bertahap.
§          Serangga yang termasuk dalam tipe ini yaitu ordo Orthoptera, Hemiptera, dan Homoptera.
3.          Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)
§          Hemimetabola memiliki cara hidup yang hampir sama dengan paurometabola, hanya habitat dari serangga pradewasanya berbeda dengan imagonya.
§          Stadia dalam perkembangan hidupnya terdiri dari telur, naiad, dan imago.
§          Serangga pradewasa disebut dengan istilah naiad.
§          Serangga pradewasa disebut dengan istilah naiad.
§          Naiad hidup di air, dan mempunyai alat bernafas semacam insang sedangkan habitat imago habitatnya di darat atau di udara.
§          Serangga yang memiliki perkembangan hemimetabola adalah ordo Odonata (Capung).
4.      Metamorfosis Sempurna (Holometabola)
§          Pada tipe ini serangga memiliki empat stadia selama siklus hidupnya, yaitu telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago.
§          Serangga pradewasa disebut larva, dan memiliki habitat yang berbeda dengan imagonya.
§          Larva merupakan fase yang aktif makan, sedangkan pupa merupakan bentuk peralihan yang dicirikan dengan terjadinya perombakan dan penyususunan kembali alat-alat tubuh bagian dalam dan luar.
§          Serangga yang memiliki perkembangan holometabola yaitu ordo Lepidoptera, ordo Coleoptera, ordo Hymenoptera.
Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu ordo:
1. Neuroptera
2. Lepidoptera
3. Diptera
4. Coleoptera
5. Siphonoptera
6. Hymenoptera

C.          Klasifikasi Ordo Coleoptera
Dalam pengklasifikasian, coleoptera lebih dekat berkerabat dengan Neuropteroidea primitif (Megaloptera, Raphidioptera, dan Neuroptera), dan mirip dengan Orthopteroidea (Dermaptera). Coleoptera terbagi kedalam 4 subordo, yaitu :
a.       Achostemata (termasuk Micromalthus), total 3 family
b.      Myxophaga, total 4 family
c.       Adephaga, total 8 family
d.      Polyphaga, total kurang lebih 138 family
Subordo Adephaga
Anggota-anggota subordo ini memiliki koksa-koksa belakang yang membagi-bagi sternum abdomen pertama yang keliatan. Batas dari posterior sternum ini tidak meluas secara sempurna melewati abdomen, tetapi dihentikan oleh-oleh koksa- koksa belakang. Hampir semuanya mempunyai antena yang berbentuk rambut, mempunyai sutura-sutura notopleura dan kebanyakan bersifat pemangsa.
-          Family Carabidae (ground beetles)
Famili ini termasuk yang terbesar pada Adephaga (lebih dari 30 ribu spesies), sebagian besar anggotanya bersifat predator, baik larva maupun dewasanya dan pada serangga lain, beberapa snail-specialists. Larva dan imagonya sangat aktif, meski beberapa mendiami lubang, misalnya tiger beetles. Anggota Carabidae mempunyai tiga kelompok ekologi, yaitu geofil, hidrofil, dan arboreal. Dalam kehidupannya ada yang bersifat diurnal dan nocturnal, baik diurnal maupun nocturnal merupakan strategi pencarian mangsa. Untuk perlindungan dirinya, banyak spesies mempunyai pertahanan kimia yang dihasilkan dari kelenjar abdomen. Misalnya ada kelompok (bombardier beetles) yang menghasilkan bahan kimia yang teremisi secara eksplosive dari daerah anal yang mengeluarkan asap, ini dikeluarkan oleh kelenjar (prekursor) yang mempunyai reservoir, vestibule (enzym interjected) yang menghasilkan quinon panas (kira-kira 100 oC).
-          Family Dytiscidae (water tigers, kumbang penyelam predator)
Larva dan imago dari Dytiscidae hidup di air (akuatik), tetapi imago penerbang aktif dan tertarik pada cahaya. Selain itu keduanya bersifat predator pada sebagian besar serangga, beberapa pada moluska, amfibi, dan ikan. Larva mempunyai lubang (hollow) pada bagian mandibel yang seperti sabit (pencernaan ekstra oral), pada saat mereka menyerang seekor korban mereka menghisap keluar cairan-cairan tubuh melalui lubang-lubang di dalam mandibel tersebut. Larva menerima gas melalui spirakel caudal dan insang abdomen, untuk beberapa spesies menerima gas melalui integumen. Pada serangga dewasa, permukaan caudalnya end-up yang digunakan untuk mengambil gelembung udara pada rongga perut (cavity) subelytra, mereka mengisinya pada waktu ke permukaan. Tungkai bertipe natatorial, baik pada larva maupun imago, yang berkembang baik pada tungkai metathoraks imago.
-          Family Gyrinidae (whirligig beetles)
Larva bersifat akuatik hidup di dasar air (bottom dwellin) dan abbomial appendaes, berpasangan seperti pada larva Mealoptera. Imago hidup di permukaan air dan berkelompok (grearious). Larva dan imago bersifat predator, larva makan berbagai hewan akuatik yang kecil dan seringkali kanibalistik. Imago makan serangga-serangga yang jatuh di atas permukaan air dan kadang-kadang saprofag pada hewan yang membusuk. Larva mempunyai mandibel sicle-like, seperti Dytiscidae. Pertukaran gas pada larva melalui insang abdomen.
Pada imago terdapat antena yang termodifikasi membentuk organ Johnston yang berkembang baik, untuk mendeteksi gerakan permukaan air. Imago mempunyai mata majemuk yang terbagi menjadi pasangan dorsal (aerial) dan pasangan ventral (submarine). Pasangan dorsal berfungsi untuk menemukan mangsa, sedankan pasangan ventral untuk menghindari predator. Gerakan berenang imago tak menentu (erratic), yang disebabkan tungkai yang pendek, tungkai mesothoraks dan metathoraks termodifikasi, tetapi ini merupakan suatu strategi untuk menghindari predator.
Subordo Polyphaga
Pada subordo ini sternum abdomen pertama yang kelihatan tidak terbagi olehh kosa-koksa belakang dan batas posteriornya meluas secara sempurna melewati abdomen. Trokhanter belakang biasanya kecil, muncul menuju garis tengah seperti pada Adephaga dan sutura notopleura tidak ada.
-          Family Hydrophilidae (water scavenger beetles)
Serangga ini mempunyai fase larva dan imago di air (akuatik), untuk serangga dewasa bisa meninggalkan air dan mendekati cahaya. Larvanya bersifat predator,utuk kelompok terutama pada larva Diptera, sedangkan imagonya bersifat omnivora, pemakan bangkai. Pertukaran gas pada larva, sebagian besar melalui filamen lateral abdomen (insang), seperti pada Megaloptera. Serangga dewasa jarang menggantungkan kepalanya ke bawah (kebalikan Dytiscidae).
Antena pada permukaan lapisan air menghidrofusi rambut-rambut pada ujung antena, antena "memegang gelembung dan mendorongnya ke venter thoraks dan abdomen, kemudian ke lubang subelytra. Venter akan terlihat berkilau seperti logam ketika "memegang" gelembung udara. Sebagai fungsi respiratori, antena yang berujung (clubbed), palpi maksila menjadi lebih panjang, yang digunakan sebagai alat sensor, mirip antena jenis filiform. Serangga dewasa berenang dengan menggerakkan tungkai-tungkainya yang berlawanan secara bergantian, berbeda dengan Dytiscidae yang menggerakan tungkai-tungkai yang berlawanan secara simultan seperti pada katak.
-          Family Staphylinidae (rove beetles)
Dalam karakteristiknya mempunyai persamaan dengan Dermaptera, pendek, elytra berbentuk kerucut dan memotong di bagian atasnya, tetapi mempunyai lipatan kompleks pada sayap metathoraks. Staphylinidae sangat aktif dengan abdomen yang fleksibel. Larva dan imago bersifat predator atau saprofag, populasinya sangat berlimpah pada sampah dedaunan, tanaman yang membusuk, kayu yang membusuk, dan lain-lain, atau ada juga yang berasosiasi dengan fungi.
Kehadirannya di tempat-tempat lembab dan tanaman membusuk mungkin berhubungan dengan pengendalian biologis dari lalat-lalat tertentu, misalnya onion maggot. Dalam famili Staphylinidae ada subfamili yang semiakuatik, yang diketahui dapat meluncur di atas permukaan melalui sekresi bahan kimia dari kelenjar abdomen yang mereduksi tegangan permukaan air. Kemampuan ini digunakan untuk pergerakan yang cepat dan berguna dalam menghindari predator. Pertahanan lainnya adalah dengan menghasilkan senyawa kimia yang menyebabkan panas pada kulit manusia.
-          Family Scarabaeidae (white grubs, scarab beetles)
Sebagian besar kumbang termasuk kedalam famili ini, dan bahkan sebagian besar serangga, pada kelompok hewan, pada famili ini terdapat genus terbesar dengan anggota lebih dari 1500 spesies. Secara ekologi, famili ini terbagi atas 3 kelompok, yaitu serangga fitofag, pemakan kotoran hewan (agen daur ulang), dan untuk beberapa merupakan spesies termitophilous dan myrmecophilous. Serangga yang bersifat fitofag, mempunyai larva berbentuk "C", tipe scarabaeiform, yang disebut tempayak atau grubs. Larva ini seringkali menjadi hama pada ladang berumput, seperti di lapangan golf, atau hidup pada kayu yang membusuk. Kumbang dewasanya makan pada dedaunan, bunga, dan lain-lain. Kumbang berperan sebagai stadium awal polinasi, sehingga dianggap sebagai polinator original.
Serangga yang memakan kotoran hewan, lebih berperan sebagai agen daur ulang. Di Australia, digunakan sebagai kontrol biologi untuk mengatasi kotoran hewan yang berlimpah di peternakan. Perilaku serangga scarabid dalam kehidupan menjadikannya disakralkan masyarakat Mesir kuno, yang dihubungkan dengan Ra (dewa matahari). Serangga dewasa akan mengunyah sepotong tinja, dibuat sebuah bola, dan menggelindingkannya, bentuknya yang seperti bola tersebut dihubungkan dengan matahari. Kegiatan peletakan telur oleh serangga dewasa, oleh orang Mesir melihat hal tersebut sebagai pola siklus alam. Spesies termitophilous dan myrmecophilous, biasanya ditemukan hidup di sarang-sarang atau lubang-lubang vertebrata atau di dalam sarang-sarang semut atau rayap.
-          Family Elateridae (wireworm, click beetles)
Larva bersifat subteranian atau hidup pada kayu membusuk, sedangkan dewasanya pada dedaunan, kayu, dan pada beberapa jenis tertarik dengan cahaya. Larva dan dewasanya bersifat fitofag, beberapa larva merupakan hama pada benih yang baru ditanam dan akar tanaman, misalnya pada tanaman kentang, dan ada juga yang bersifat predator, terutama yang hidup dalam kayu. Larva bertubuh keras (larva hard  bodied), bertangkai pendek, head capsul dan mandibel berkembang baik, larva bertipe elateriform, atau untuk famili ini larvanya disebut juga wireworms.
Serangga dewasa dapat membalik dan meloncat, mekanisme clicking ini terjadi dengan melakukan gerakan tulang belakang prosternal secara tiba-tiba kelubang mesosternal, sedangkan posisi normalnya penjepit memegang prosternal pada tepi lubang, dan ketika jepitan dilepaskan, lompatan dimulai. Ketika berputar tubuhnya condong ke kanan, untuk menghindari predator.
Perilaku ini menghemat energi menjadi lebih efesien sekitar 50% - 60% dan energi otot dikonversikan kedalam energi kinetik. Satu genus dari famili Elateridae ada yang bersifat bioluminescence baik pada larva maupun imagonya. Serangga ini mempunyai traceated fat body cells dan reflector cells.
Organ ini sel penghasil cahaya, mengontrol pemancaran cahaya oleh pengontrolan suplai udara ke organ-organ tersebut. Ketika berada di tanah, imago biasanya bercahaya pada 2 spots pada pronotum (hijau kekuningan), sedangkan 1 spots ventral pada dasar abdomen (merah) digunakan sebagai landing light. Cahaya yang dihasilkan lebih intens daripada pada fireflies, (kunang-kunang, family Lampyridae). Family Coccinellidae (lady bugs, lady bird beetles) Larva dan imago biasanya pada dedaunan, serangga dewasa dari banyak spesies melaui musim dingin dalam kelompok yang sangat banyak. Serangga yang bersifat predator, aktif mencari mangsa pada serangga kecil dan bertubuh lunak, misalnya aphids, hal ini sangat berguna dalam pengendalian.
Contoh klasik dari kontrol biologis dari kumbang coccinellidae adalah diimpornya Rodolia cardinalis dari Australia (1888) untuk mengendalikan cottony cushion scale ( Icerya purchasi) yang menghancurkan industri jeruk di California. Untuk spesies fitofag, banyak yang menjadi hama kebun yang merusak, seperti Mexican bean beetles. Beberapa spesies ada yang bersifat mycetofagus (pada mildews). Sebagian besar spesies imago yang memakan aphid beragregasi melewati musim dingin, mengikuti sinkronisasi siklus hidup dengan siklus hidup aphid. Untuk pertahanannya, dewasa umumnya berpura-pura mati yang dihubungkan dengan reflex bleeding yang berhubungan dengan pertahanan kimiawi.
-          Family Tenebrionidae (darkling beetles)
Famili Tenebrionidae lebih dari 1500 spesies, dengan habitat yang hampir sama dengan Elateridae, yaitu larva di subteranian atau pada kayu yang membusuk, sedangkan imago di tanah atau kayu dan beberapa tertarik pada cahaya. Larva dan imago bersifat fitofag atau mycetofag, larva pada akar, kayu,atau fungi. Sebagian spesies merupakan hama kosmopolitan pada butir padi.
Serangga ini beradaptasi dengan baik pada habitat xeric, dengan hard-bodied, elytra bersatu, beberapa dengan sayap metathorak tereduksi atau tidak ada sama sekali, dan sistem cryptonephridial berkembang baik. Secara ekologis, kumbang tanah memiliki kemampuan untuk menyimpan air. Kelenjar abdomennya mengeluarkan alomon interspesifik, quinon berwarna dan baunya tidak enak. Karakteristik posturnya sesuai untuk pertahanan misalnya pada Eleodes dengan headstand. Serangga ini juga mengsekresikan feromon intraspesifik, sekresi kimiawi sebagai feromon agregasi.
-          Family Meloidae (blister beetles)
Larva berkembang pada masa telur belalang, atau beberapa hidup di dalam sarang-sarang lebah liar pada tahapan larvanya, dimana mereka makan telur-telur lebah dan makanan yang disimpan (provisions) di dalam ruangan-ruangan dengan telur-telur.
Imago pada dedaunan, bersifat fitofag atau tidak makan. Serangga ini mengalami hypermetamorfosis, dengan instar-instar larva yang berlainan dan sangat berbeda bentuknya. Instar larva yang pertama, bertungkai panjang dan aktif, disebut triungulin, berbentuk seperti campodeiform, mencari telur belalang atau sarang lebah kemudian berganti kulit. Pada jenis yang berkembang di sarang lebah biasanya triungulin memanjat pada sebuah bunga dan dirinya ditempelkan pada seekor lebah, sehingga terjadi perpindahan (phoresy), terutama parasitoid lebah. Pada satu grup, dewasa mempunyai maksila yang termodifikasi (galea), membentuk tabung penghisap untuk makan pada nektar.
-          Family Cerambycidae
Larva dan imago bersifat fitofag atau saprofag. Larva pada kayu mati (xylofag), beberapa merupakan hama hutan minor. Imago ditemukan pada kayu (gelondongan), sering tertarik pada kayu yang segar/baru dipotong, dan pada bunga, banyak yang berambut dan berfungsi sebagai polinator seperti pada banyak Scarabaeidae. Serangga dewasa berwarna-warni untuk spesies diurnal sedangkan untuk spesies nocturnal, warna tidak menarik, banyak spesies nocturnal yang tertarik pada cahaya.
-          Family Chrysomelidae (leaf beetles)
Larva dan imago bersifat fitofag, banyak anggotanya yang merupakan spesies hama serius (terutama larva). Perilaku satu grup (subfamily Hispinae), mengumpulkan dedaunan. Beberapa serangga dewasa mempunyai kebiasaan mimic fecal pellets.
-          Family Curculionidae (weevils, snout beetles)
Famili Curculionidae merupakan famili terbesar dalam Ordo Coleoptera, anggotanya lebih dari 60 ribu spesies. Larva dan imago bersifat fitofag, banyak yang memiliki inang spesifik, dan banyak juga yang merupakan hama penting, seperti cotton boll weevil, rice dan maize weevil, alfalfa weevil, dan lain-lain. Permukaan kumbang membantu pertumbuhan fungi, algae, lichenes, liverworts, mosses, kumbang ini merupakan inang untuk protozoa, rottifers, nematoda dan mites.
D.    Peranan Ordo Coleoptera
Contoh :
·         Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros) menyerang pucuk kelapa, pakis, sagu, kelapa sawit dan lain-lain.
·         kutu beras Merusak bahan makanan yang disimpan (tepung kedelai).
·         kutu gabah menyerang gabah
·         Kumbang janur kelapa menyerang pada daun janur kelapa
BAB III
KESIMPULAN
Coleoptera berasal dari bahasa Latin coleos = perisai, pteron = sayap, berarti insekta bersayap perisai. Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain.
Ordo Coleoptera memiliki cirri-ciri yaitu :
·           Memiliki dua pasang sayap
·           Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal).
·           Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan.
·           Mengalami metamorfosis sempurna.
g.          Tipe mulut menggigit

Sistem Pernapasan pada Ordo Coleoptera
Pada umumnya pernapasan pada insekta adalah sama. Insekta bernapas dengan system trakea yang berupa tabung bercabang yang dilapisi kitin. Oksigen masuk secara langsung dari trakea ke sel-sel tubuh. Sistem trakea membuka ke bagian luar tubuh melalui spirakel, yaitu pori-pori yang dapat membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara dan membatasi hilangnya air.
Sistem Pencernaan Pada Ordo Coleoptera
Pada umumnya sistem pencernaan pada Insekta adalah sama. Insekta memiliki system pencernaan yang lengkap dan organ yang jelas untuk perombakan makanan dan penyerapan zat-zat makanan yaitu mulut, esophagus, lambung, usus, dan anus. Mulutnya digunakan untuk mengunyah.
Sistem Ekskresi Pada Ordo Coleoptera
Sistem pengeluaran insekta berupa tubulus malphigi yang melekat pada bagian posterior saluran pencernaan.
Sistem Sirkulasi pada Ordo Coleoptera
Sistem sirkulasi insekta berupa sistem sirkulasi terbuka dengan organ sebuah jantung pembuluh yang berfungsi mempompa hemolimfa melalui sinus homosol (rongga tubuh).
Sistem Saraf Pada Ordo Coleoptera
Sistem saraf insekta terdiri dari pasangan tali saraf ventral dengan beberapa ganglia segmental. Beberapa segmen ganglia anterior menyatu membentuk otak yang terletak dekat dengan anten, mata, dan organ indera lain yang terpusat dikepala.
Sistem Reproduksi pada Ordo Coleoptera
Sebagian besar serangga membiak secara seksual, bagian yang lain secara aseksual atau partenogenetik. Sistem reproduksi jantan berfungsi memproduksi dan menyampaikan atau mengantarkan spermatozoa. Sistem reproduksi betina berfungsi memproduksi dan menyimpan telur, menyimpan spermatozoa, sebagai tempat pembuahan, dan meletakkan telur atau melahirkan larva atau nimfa.
Beberapa jenis Coleoptera memiliki perkembangan paedogenesis. Serangga pradewasa memiliki alat kelamin yang telah matang dan dapat menghasilkan keturunan.
Metamorfosis
Proses perkembangan yang mengubah pradewasa instar pertama menjadi dewasa disebut metamorfosis (metamorphosis), yang arti sebenarnya adalah perubahan bentuk.
Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu ordo:
1. Neuroptera
2. Lepidoptera
3. Diptera
4. Coleoptera
5. Siphonoptera
6. Hymenoptera
Dalam pengklasifikasian, coleoptera lebih dekat berkerabat dengan Neuropteroidea primitif (Megaloptera, Raphidioptera, dan Neuroptera), dan mirip dengan Orthopteroidea (Dermaptera). Coleoptera terbagi kedalam 4 subordo, yaitu :
e.       Achostemata (termasuk Micromalthus), total 3 family
f.       Myxophaga, total 4 family
g.      Adephaga, total 8 family
h.      Polyphaga, total kurang lebih 138 family
E.     Peranan Ordo Coleoptera
·         Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros) menyerang pucuk kelapa, pakis, sagu, kelapa sawit dan lain-lain.
·         kutu beras Merusak bahan makanan yang disimpan (tepung kedelai).
·         kutu gabah menyerang gabah
·         Kumbang janur kelapa menyerang pada daun janur kelapa

SUMBER DATA
http://www.slideshare.net/unhybubulovers/arthropoda-12743730
http://ganeshbieterz.blogspot.com/2010/05/insekta.
http://riostones.blogspot.com/2009_08_01_archive.html
http://ekajugakeren.blogspot.com/2011/06/preferensi-dan-kesesuaian-makanan-bagi.html http://biologigonz.blogspot.com/2010/12/coleoptera-insecta.html
http://biologigonz.blogspot.com/2010/12/orthoptera.html
http://ml.scribd.com/doc/95518700/Insekta-Akuatik
http://web.ipb.ac.id/~phidayat/entomologi/bab-04%20REPRODUKSI%20DAN%20PERTUMBUHAN%20edited%20fin.htm