KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR
ISI.......................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C.
Tujuan.......................................................................................................
D.
Manfaat.....................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
A. Morfologi Ordo Coleoptera…………………….…………………………...
B. Fisiologi Ordo Coleoptera……………………………...…………………….
C. Klasifikasi Ordo Coleoptera…………………………………...…………….
D. Peranan Ordo Coleoptera……………………………………………..…..…
BAB
III KESIMPULAN……………………………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Serangga memiliki arti penting dalam ekosistem kita.
Serangga dapat menjaga aerasi tanah, menyerbukan bunga, mengendalikan
serangga-hama dan juga sebagai hama tanaman; serangga juga mampu menguraikan
bahan organik, sehingga mengembalikan unsur hara ke dalam tanah. Sepuluh tahun
yang lalu terdapat sekitar 750.000 spesies serangga. Saat ini, jumlahnya telah
melebihi 1.000.000. Dan menurut sebuah artikel baru-baru ini, Scientific
American, ahli entomologi memperkirakan bahwa ada kemungkinan lebih dari
delapan juta spesies serangga di Bumi. Jika anda bandingkan dengan sekitar
4.809 spesies mamalia atau 1.500.000 species jamur, maka serangga memiliki
populasi yang melebihi kelompok taksonomi hidup lainnya di Bumi.
Coleoptera berasala dari bahasa Latin coleos = perisai,
pteron = sayap, berarti insekta bersayap perisai. Anggota-anggotanya ada yang
bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator
(pemangsa) bagi serangga lain.
Ordo Coleoptera, yang berarti "sayap berlapis",
dan berisi spesies yang sering dilukiskan di dalamnya dibanding dalam beberapa
ordo lain dalam kerajaan binatang. Empat puluh persen dari seluruh spesies
serangga adalah kumbang (sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih
sering ditemukan. Perkiraan memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan
dan tidak diuraikan, antara 5 dan 8 juta. Anggota-anggotanya ada yang bertindak
sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa)
bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan
menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Apabila istirahat,
elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian
dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah
sayap depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula
berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae
alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala.
Pada kesempatan kali ini akan membahas ordo serangga yang
paling banyak memiliki tampilan di banding serangga lainnya yaitu ordo
coleoptera yang di Indonesia lebih dikenal dengan kumbang. Dan termasuk ordo
terbesar dari serangga yaitu memiliki 300.000 spesies.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
morfologi dari ordo Coleoptera?
2. Bagaimana
fisiologi dari Ordo Coleoptera?
3. Bagaimana
klasifikasi ordo Coleoptera?
4. Apa
saja peranan ordo Coleoptera?
BAB II
PEMBAHASAN
Ciri-ciri khusus Anthropoda adalah tubuh dan tungkainya
beruas-ruas, eksoskeleton (dinding tubuh) berkitin dan beruas-ruas, alat mulut
beruas dan dapat beradaptasi untuk cara makan, rongga tubuh merupakan rongga
darah (haemocoele), bernafas dengan permukaan tubuh, insang, trachea atau
paru-paru, alat pencernaan makanan berbentuk tabung terletak di sepanjang
tubuh, alat pembuang melalui pipa panjang di rongga tubuh. Sub phylum
Mandibulata bercirikan perubahan kaki dekat mulut menjadi sepasang alat mulut
atau mandibula seperti rahang.
Kelas insekta mempunyai ciri-ciri : tubuh terbagi menjadi 3
bagian (kelapa-thoraks-abdomen), mempunyai sepasang antenna, tungkainya
berjumlah 3 pasang, mempunyai sayap 1-2 pasang, dan alat mulutnya terdiri atas
: 1 pasang mandibula (rahang), 1 pasang maxilla (letaknya di belakang rahang),
labium (bibir) dan hypopharink (lidah). Sub kelas Pterygota umumnya bersayap,
adapula yang tidak bersayap tetapi tidak sejak dari nenek moyang, tidak
mempunyai alat tambahan seperti style, mengalami metamorfosa sederhana –
sederhana (metabola) (Lilies, 1991). Ordo-ordo yang termasuk ke dalam kelas
Insekta, sub kelas Pterygota antara lain Ephemeroptera, Odonata,
Grylloblattaria, Phasmidia, Orthoptera, Mantodea, Blattaria, Isoptera,
Dermaptera, Embiidina, Plecoptera, Zoraptera, Psocoptera, phthiraptera,
Hemiptera, Homoptera, thysanoptera, Neuroptera, Coleoptera, Strepsiptera,
Mecoptera, Siphonaptera, Diptera, Trichoptera, Lepidoptera, Hymenoptera.
Dari beberapa ordo di atas, akan di bahas lebih dalam
mengenai ordo Coleoptera. Ordo Coleoptera termasuk ke dalam golongan Animalia,
phylum Arthropoda, sub phylum Mandibulata, kelas Insekta, Sub kelas Pterygota,
dan termasuk Endopterygota. Ordo Coleoptera merupakan otdo yang terbesar dari
serangga-serangga dan menggandung kira-kira 40 % yang terkenal dalam hexapoda
(borror et al. 1992).
Ordo Coleoptera di Indonesia dinamakan kumbang. Kumbang
adalah salah satu binatang yang memiliki penampilan seperti kebanyakan spesies
serangga. Ordo Coleoptera, diambil dari kata coeleos yang berarti seludang dan
pteron yang berarti sayap, maka dapat disimpulkan Coleoptera adalah serangga
yang memiliki seludang pada sayapnya. Empat puluh persen dari seluruh spesies
serangga adalah kumbang (sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih
sering ditemukan. Perkiraan memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan
dan tidak diuraikan, antara 5 dan 8 juta.
Coleoptera berasal dari bahasa Latin coleos = perisai,
pteron = sayap, berarti insekta bersayap perisai. Anggota-anggotanya ada yang
bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator
(pemangsa) bagi serangga lain.
Kumbang dapat ditemukan hampir di semua habitat, namun tidak
diketahui terjadi di lautan atau di daerah kutub. Interaksi mereka dengan
ekosistem mereka dilakukan dengan berbagai cara. Mereka sering makan tumbuhan
dan jamur, merusak pertahanan binatang dan tumbuhan, dan memangsa invertebrata
lain. Beberapa spesies dimangsa berbagai binatang seperti burung dan mamalia. Jenis
tertentu merupakan hama agrikultur, seperti Kumbang kentang Colorado
Leptinotarsa decemlineata, Kumbang tanaman kapas Anthonomus grandis, kumbang
tepung merah Tribolium castaneum, dan kumbang mungbean atau cowpea
Callosobruchus maculatus, spesies kumbang lainnya adalah kotrol penting hama
agrikultur. Seperti contoh, coccinellidae ("ladybirds" atau
"kumbang tutul") yang mengkonsumsi aphid, hama pohon, thrips, dan
serangga penghisap tanaman lainnya yang menyebabkan kerusakan panen tanaman.
Ordo Coleoptera memiliki ciri-ciri
yaitu :
· Memiliki
dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap depan tebal dan
permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk sehingga disebut elytra,
sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.
· Apabila
istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di
tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang
istirahat melipat di bawah sayap depan.
· Mengalami
metamorfosis sempurna.
· Metamorfose
bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur
—> larva —> kepompong (pupa) —> dewasa (imago). Larva umumnya memiliki
kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda).
Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe
bebas/libera.
· Tipe
mulut menggigit. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula
berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae
alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala.
· Beberapa
contoh :
- Kumbang kelapa / kumbang badak /
kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Scarabaeidae
Genus : Oryctes
Spesies : Oryctes rhinoceros L.
- Kutu gabah (Rhyzoperta dominica)
kingdom : animalia
filum : antropoda
kelas : insecta
ordo : Coleoptera
family : Brostrichidae
genus : Rhyzoperta
spesies : Rhyzoperta dominica
Ciri-ciri specimen : memiliki 2 pasang tungkai, berwarna
coklat kemerahan, pada kepala ada semacam duri-duri kecil
Komoditas
yang diserang : gabah padi
Gejala
yang ditimbulkan : biji
menjadi lubang atau berlubang, terdapat serbuk pada padi akibat gigitannya(Anonymouso , 2010).
- Kumbang janur kelapa (Brontispa
longissima Gestr)
Kingdom :
Animalia
Filum :
Arthropoda
Kelas :
Hexapoda
Ordo :
Coleoptera
Famili :
Chrysomelidae
Genus :
Brontispa
Spesies :
Longissima
Nama Ilmiah :
Brontispa longissima
- Kutu
beras (Sitophilus oryzae)
Kingdom : Animalia
Filum :
Antropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Cureulionidae
Genus : Sitophilus
Spesies : Sitophilus oryzae
Ciri-ciri specimen : memiliki
moncong, terdapat elytra diatas abdomen, panjang tubuh dewasa 3,15-5 mm, dewasa
berwarna coklat dan tua menjadi hitam.
Komoditas yang diserang : Beras
Gejala yang ditimbulkan : Biji
menjadi berlubang terdapat serabut setelah terjadi gigitan hama tersebut, biji
menjadi terpotong-potong
(Anonymousg , 2010).
A. Morfologi
Ordo Coleoptera
- Kumbang memiliki sayap depan yang
keras, tebal dan merupakan penutup bagi sayap belakang dan tubuhnya. Sayap
depan disebut elitron. Ketika terbang sayap depan kumbang tidak berfungsi hanya
sayap belakang yang digunakan untuk terbang. Sayap belakang berupa selaputdan
pada waktu istirahat dilipat dibawah elitra.
- Tipe
alat mulut kumbang yaitu tipe penggigit dan pengunyah, kumbang juga memiliki kepala
yang bebas dan kadang memanjang ke depan atau ke bawah sehingga berubah menjadi
moncong.
- Kumbang
memiliki mata majemuk (facet) besar, tanpa mata tunggal (ocellus). Abdomen
memiliki 10 ruas dan pada daerah sternum ruas-ruas ersebut tidak semua
terlihat.
- Pada
kumbang jantan, protoraks dan mandibula kerapkali membesar dan digunakan unuk
berkelahi.
B. Fisiologi
Ordo Coleoptera
a. Sistem
Pernapasan pada Ordo Coleoptera
Pada umumnya pernapasan pada insekta adalah sama. Insekta
bernapas dengan system trakea yang berupa tabung bercabang yang dilapisi kitin.
Oksigen masuk secara langsung dari trakea ke sel-sel tubuh. Sistem trakea
membuka ke bagian luar tubuh melalui spirakel, yaitu pori-pori yang dapat
membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara dan membatasi hilangnya air.
Aliran
udara pernapasan : oksigen masuk melalui spirakel menuju trakea. Selanjutnya
menuju trakeolus dan terjadi pertukaran gas dengan sel tubuh. Mekanisme
pernapasan : bila otot perut berkontraksi, trakea memipih sehingga udara kaya
CO2 dari dalam tubuh keluar. Bila otot perut relaksasi, trakea ke posisi semula
dan udara luar kaya O2 akan masuk melalui spirakel.
b. Sistem Pencernaan Pada Ordo Coleoptera
Pada umumnya sistem pencernaan pada Insekta adalah sama.
Insekta memiliki system pencernaan yang lengkap dan organ yang jelas untuk
perombakan makanan dan penyerapan zat-zat makanan yaitu mulut, esophagus,
lambung, usus, dan anus. Mulutnya digunakan untuk mengunyah.
c. Sistem
Ekskresi Pada Ordo Coleoptera
Sistem pengeluaran insekta berupa tubulus malphigi yang
melekat pada bagian posterior saluran pencernaan.
d. Sistem
Sirkulasi pada Ordo Coleoptera
Sistem sirkulasi insekta berupa sistem sirkulasi terbuka
dengan organ sebuah jantung pembuluh yang berfungsi mempompa hemolimfa melalui
sinus homosol (rongga tubuh).
Sistem
peredaran terbuka (jantung, pembuluh pendek, sinus / hemosol, hemolimfe)
artinya darah beredar di luar pembuluh sehingga darah bergerak bebas dari
hempasan jantung keluar jantung ke sel seluruh tubuh dan kembali ke jantung
dengan tekanan otot tubuh. Darah hanya membawa Sari makanan tanpa Oksigen
karena O2 bisa langsung akses ke sel tubuh karena dialirkan ke Tracheo hingga
ke sel. Darah tidak berwarna merah karena tidak mempunyai Hb karena memang
tidak diperlukan. Darah tak mengandung hemoglobin (Hb) sehingga tidak
mengangkut oksigen atau karbondioksida tetapi hanya berfungsi mengangkut
makanan.
e. Sistem
Saraf Pada Ordo Coleoptera
Sistem saraf insekta terdiri dari pasangan tali saraf
ventral dengan beberapa ganglia segmental. Beberapa segmen ganglia anterior
menyatu membentuk otak yang terletak dekat dengan anten, mata, dan organ indera
lain yang terpusat dikepala.
f. Sistem
Reproduksi pada Ordo Coleoptera
Sebagian besar serangga membiak secara seksual, bagian yang
lain secara aseksual atau partenogenetik. Sistem reproduksi jantan berfungsi
memproduksi dan menyampaikan atau mengantarkan spermatozoa. Sistem reproduksi
betina berfungsi memproduksi dan menyimpan telur, menyimpan spermatozoa,
sebagai tempat pembuahan, dan meletakkan telur atau melahirkan larva atau
nimfa.
Sistem
Reproduksi Jantan dan Betina
- Sistem
reproduksi jantan terdapat di bagian belakang abdomen, terdiri dari dari
sepasang gonad yang disebut sebagai testes (ganda; testis = tunggal), yang
dihubungkan oleh tabung-tabung yang bermuara dalam aedeagus atau penis. Pada
dasarnya sistem ini sama pada semua serangga, meskipun bervariasi menurut
jenisnya. Testis ada sepasang (dua), bilateral, namun ada yang menyatu (fusi)
di tengah (misal pada Lepidoptera). Tiap testis terdiri dari sejumlah folikel,
terbungkus oleh jaringan alat (connective tissue).
- Sistem
reproduksi betina terdiri dari sepasang gonand atau ovari (ovary), yang dihubungkan
oleh tabung-tabung ke vagina yang mempunyai bukaan di luar. Ovari memproduksi
telur dan terdiri dari beberapa sampai banyak ovariol, yang merupakan unit yang
fungsional.
Strategi
Reproduksi
Perkembangan
embrio pada serangga dapat dikelompokkan dalam tiga tipe utama, yaitu :
· Ovipar
Serangga betina meletakkan telur
yang telah matang baik dibuahi maupun tidak. Perkembangan embrio terjadi diluar
tubuh induknya dan embrio memperoleh makanan dari kuning telur. Kebanyakan
serangga memiliki perkembangan ovipar.
· Vivipar
Pada perkembangan vivipar serangga betina tidak meletakkan
telur tapi melahirkan larva atau nimfa muda dalam bentuk individu yang tidak
terbungkus kulit telur (korion) . Perkembangan embrio berlangsung dalam tubuh
induknya dan embrio memperoleh makanan langsung dari tubuh induknya.
· Ovovivipar
Telur mengandung cukup kuning telur untuk memberi makan
embrio yang sedang berkembang dan diletakkan oleh induknya segera setelah
menetas. Istilah ovovivipar juga digunakan untuk serangga-serangga yang
meletakkan telur yang mengandung embrio yang telah berkembang (telur telah siap
menetas).
Selain
ketiga tipe utama di atas, serangga juga memiliki beberapa tipe perkembangan
embrio yang lain, yaitu :
- Poliembrioni
Pada poliembrioni setiap telur yang sedang berkembang dapat
membelah secara mitosis dan menjadi beberapa sampai banyak embrio. Tipe
perkembangan ini biasanya terdapat pada Hymenoptera. Telur pada serangga
polimbrioni berbeda dari serangga non-poliembrioni, sebagai berikut:
(1) telurnya sangat kecil,
(2) tidak ada kuning telur,
(3) karion, jika ada, sangat tipis dan
permeabel.
- Paedogenesis
Serangga pradewasa memiliki alat kelamin yang telah matang
dan dapat menghasilkan keturunan. Beberapa jenis Coleoptera memiliki
perkembangan paedogenesis.
- Partenogenesis
Sel telur berkembang menjadi embrio tanpa mengalami
pembuahan. Partenogenesis dapat terjadi pada serangga ovipar maupun vivipar.
Metamorfosis
Proses perkembangan yang mengubah pradewasa instar pertama
menjadi dewasa disebut metamorfosis (metamorphosis), yang arti sebenarnya
adalah perubahan bentuk. Perubahan bentuk itu bisa berangsur-angsur (gradual),
yaitu bentuk pradewasa secara umum hampir sama dengan bentuk dewasanya, atau tiba-tiba
(abrupt), yaitu bentuk pradewasanya sangat berbeda dengan dewasanya dan
perubahan ini terjadi pada instar akhir pradewasa.
Metamorfosis
(perubahan bentuk) dikelompokkan dalam empat tipe, yaitu:
1. Tanpa metamorfosis/ametamorfosis
(ametabola)
§ Pada
tipe ini beberapa spesies serangga tidak memperlihatkan adanya metamorfosis,
maksudnya segera setelah menetas maka lahir serangga muda yang mirip dengan
induknya kecuali ukurannya yang masih kecil dan perbedaan pada kematangan alat
kelaminnya.
§ Kemudian
setelah tumbuh membesar dan mengalami pergantian kulit, baru menjadi serangga
dewasa (imago) tanpa terjadi perubahan bentuk hanya mengalami pertambahan besar
ukurannya saja.
§ Serangga
pra dewasa sering disebut dengan istilah gaead.
§ Tipe
metamorfosis ini terdapat pada serangga dari ordo Collembola, ordo Thysanura,
dan ordo Protura.
2. Metamorfosis Bertahap (Paurometabola)
§ Serangga
yang mengalami perubahan bentuk secara paurometabola selama siklus hidupnya
mengalami tiga stadia pertumbuhan, yaitu stadia telur, nimfa dan imago.
§ Serangga
pradewasa disebut nimfa.
§ Nimfa
dan imago memiliki tipe alat mulut dan jenis makanan yang sama, bentuk nimfa
menyerupai induknya hanya ukurannya lebih kecil, belum bersayap, dan belum
memiliki alat kelamin.
§ Serangga
pradewasa mengalami beberapa kali pergantian kulit, diikuti pertumbuhan tubuh
dan sayap secara bertahap.
§ Serangga
yang termasuk dalam tipe ini yaitu ordo Orthoptera, Hemiptera, dan Homoptera.
3. Metamorfosis
Tidak Sempurna (Hemimetabola)
§ Hemimetabola
memiliki cara hidup yang hampir sama dengan paurometabola, hanya habitat dari
serangga pradewasanya berbeda dengan imagonya.
§ Stadia
dalam perkembangan hidupnya terdiri dari telur, naiad, dan imago.
§ Serangga
pradewasa disebut dengan istilah naiad.
§ Serangga
pradewasa disebut dengan istilah naiad.
§ Naiad
hidup di air, dan mempunyai alat bernafas semacam insang sedangkan habitat
imago habitatnya di darat atau di udara.
§ Serangga
yang memiliki perkembangan hemimetabola adalah ordo Odonata (Capung).
4. Metamorfosis Sempurna (Holometabola)
§ Pada
tipe ini serangga memiliki empat stadia selama siklus hidupnya, yaitu telur,
larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago.
§ Serangga
pradewasa disebut larva, dan memiliki habitat yang berbeda dengan imagonya.
§ Larva
merupakan fase yang aktif makan, sedangkan pupa merupakan bentuk peralihan yang
dicirikan dengan terjadinya perombakan dan penyususunan kembali alat-alat tubuh
bagian dalam dan luar.
§ Serangga
yang memiliki perkembangan holometabola yaitu ordo Lepidoptera, ordo
Coleoptera, ordo Hymenoptera.
Berdasarkan
ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu
ordo:
1.
Neuroptera
2.
Lepidoptera
3.
Diptera
4.
Coleoptera
5.
Siphonoptera
6.
Hymenoptera
C. Klasifikasi
Ordo Coleoptera
Dalam pengklasifikasian, coleoptera lebih dekat berkerabat
dengan Neuropteroidea primitif (Megaloptera, Raphidioptera, dan Neuroptera),
dan mirip dengan Orthopteroidea (Dermaptera). Coleoptera terbagi kedalam 4
subordo, yaitu :
a. Achostemata (termasuk Micromalthus),
total 3 family
b. Myxophaga, total 4 family
c. Adephaga, total 8 family
d. Polyphaga, total kurang lebih 138 family
Subordo Adephaga
Anggota-anggota subordo ini memiliki koksa-koksa belakang
yang membagi-bagi sternum abdomen pertama yang keliatan. Batas dari posterior
sternum ini tidak meluas secara sempurna melewati abdomen, tetapi dihentikan
oleh-oleh koksa- koksa belakang. Hampir semuanya mempunyai antena yang
berbentuk rambut, mempunyai sutura-sutura notopleura dan kebanyakan bersifat
pemangsa.
- Family Carabidae (ground beetles)
Famili ini termasuk yang terbesar pada Adephaga (lebih dari
30 ribu spesies), sebagian besar anggotanya bersifat predator, baik larva
maupun dewasanya dan pada serangga lain, beberapa snail-specialists. Larva dan
imagonya sangat aktif, meski beberapa mendiami lubang, misalnya tiger beetles.
Anggota Carabidae mempunyai tiga kelompok ekologi, yaitu geofil, hidrofil, dan
arboreal. Dalam kehidupannya ada yang bersifat diurnal dan nocturnal, baik
diurnal maupun nocturnal merupakan strategi pencarian mangsa. Untuk
perlindungan dirinya, banyak spesies mempunyai pertahanan kimia yang dihasilkan
dari kelenjar abdomen. Misalnya ada kelompok (bombardier beetles) yang
menghasilkan bahan kimia yang teremisi secara eksplosive dari daerah anal yang
mengeluarkan asap, ini dikeluarkan oleh kelenjar (prekursor) yang mempunyai
reservoir, vestibule (enzym interjected) yang menghasilkan quinon panas
(kira-kira 100 oC).
- Family Dytiscidae (water tigers,
kumbang penyelam predator)
Larva dan imago dari Dytiscidae hidup di air (akuatik),
tetapi imago penerbang aktif dan tertarik pada cahaya. Selain itu keduanya
bersifat predator pada sebagian besar serangga, beberapa pada moluska, amfibi,
dan ikan. Larva mempunyai lubang (hollow) pada bagian mandibel yang seperti
sabit (pencernaan ekstra oral), pada saat mereka menyerang seekor korban mereka
menghisap keluar cairan-cairan tubuh melalui lubang-lubang di dalam mandibel
tersebut. Larva menerima gas melalui spirakel caudal dan insang abdomen, untuk
beberapa spesies menerima gas melalui integumen. Pada serangga dewasa,
permukaan caudalnya end-up yang digunakan untuk mengambil gelembung udara pada
rongga perut (cavity) subelytra, mereka mengisinya pada waktu ke permukaan.
Tungkai bertipe natatorial, baik pada larva maupun imago, yang berkembang baik
pada tungkai metathoraks imago.
- Family Gyrinidae (whirligig beetles)
Larva bersifat akuatik hidup di dasar air (bottom dwellin)
dan abbomial appendaes, berpasangan seperti pada larva Mealoptera. Imago hidup
di permukaan air dan berkelompok (grearious). Larva dan imago bersifat
predator, larva makan berbagai hewan akuatik yang kecil dan seringkali
kanibalistik. Imago makan serangga-serangga yang jatuh di atas permukaan air
dan kadang-kadang saprofag pada hewan yang membusuk. Larva mempunyai mandibel
sicle-like, seperti Dytiscidae. Pertukaran gas pada larva melalui insang
abdomen.
Pada imago terdapat antena yang termodifikasi membentuk
organ Johnston yang berkembang baik, untuk mendeteksi gerakan permukaan air.
Imago mempunyai mata majemuk yang terbagi menjadi pasangan dorsal (aerial) dan
pasangan ventral (submarine). Pasangan dorsal berfungsi untuk menemukan mangsa,
sedankan pasangan ventral untuk menghindari predator. Gerakan berenang imago
tak menentu (erratic), yang disebabkan tungkai yang pendek, tungkai mesothoraks
dan metathoraks termodifikasi, tetapi ini merupakan suatu strategi untuk
menghindari predator.
Subordo
Polyphaga
Pada subordo ini sternum abdomen pertama yang kelihatan
tidak terbagi olehh kosa-koksa belakang dan batas posteriornya meluas secara
sempurna melewati abdomen. Trokhanter belakang biasanya kecil, muncul menuju
garis tengah seperti pada Adephaga dan sutura notopleura tidak ada.
- Family Hydrophilidae (water scavenger
beetles)
Serangga
ini mempunyai fase larva dan imago di air (akuatik), untuk serangga dewasa bisa
meninggalkan air dan mendekati cahaya. Larvanya bersifat predator,utuk kelompok
terutama pada larva Diptera, sedangkan imagonya bersifat omnivora, pemakan
bangkai. Pertukaran gas pada larva, sebagian besar melalui filamen lateral
abdomen (insang), seperti pada Megaloptera. Serangga dewasa jarang
menggantungkan kepalanya ke bawah (kebalikan Dytiscidae).
Antena pada permukaan lapisan air menghidrofusi
rambut-rambut pada ujung antena, antena "memegang gelembung dan
mendorongnya ke venter thoraks dan abdomen, kemudian ke lubang subelytra.
Venter akan terlihat berkilau seperti logam ketika "memegang"
gelembung udara. Sebagai fungsi respiratori, antena yang berujung (clubbed),
palpi maksila menjadi lebih panjang, yang digunakan sebagai alat sensor, mirip
antena jenis filiform. Serangga dewasa berenang dengan menggerakkan
tungkai-tungkainya yang berlawanan secara bergantian, berbeda dengan Dytiscidae
yang menggerakan tungkai-tungkai yang berlawanan secara simultan seperti pada
katak.
- Family Staphylinidae (rove beetles)
Dalam karakteristiknya mempunyai persamaan dengan
Dermaptera, pendek, elytra berbentuk kerucut dan memotong di bagian atasnya,
tetapi mempunyai lipatan kompleks pada sayap metathoraks. Staphylinidae sangat
aktif dengan abdomen yang fleksibel. Larva dan imago bersifat predator atau
saprofag, populasinya sangat berlimpah pada sampah dedaunan, tanaman yang
membusuk, kayu yang membusuk, dan lain-lain, atau ada juga yang berasosiasi
dengan fungi.
Kehadirannya di tempat-tempat lembab dan tanaman membusuk
mungkin berhubungan dengan pengendalian biologis dari lalat-lalat tertentu,
misalnya onion maggot. Dalam famili Staphylinidae ada subfamili yang
semiakuatik, yang diketahui dapat meluncur di atas permukaan melalui sekresi
bahan kimia dari kelenjar abdomen yang mereduksi tegangan permukaan air.
Kemampuan ini digunakan untuk pergerakan yang cepat dan berguna dalam
menghindari predator. Pertahanan lainnya adalah dengan menghasilkan senyawa
kimia yang menyebabkan panas pada kulit manusia.
- Family Scarabaeidae (white grubs,
scarab beetles)
Sebagian besar kumbang termasuk kedalam famili ini, dan
bahkan sebagian besar serangga, pada kelompok hewan, pada famili ini terdapat
genus terbesar dengan anggota lebih dari 1500 spesies. Secara ekologi, famili
ini terbagi atas 3 kelompok, yaitu serangga fitofag, pemakan kotoran hewan
(agen daur ulang), dan untuk beberapa merupakan spesies termitophilous dan
myrmecophilous. Serangga yang bersifat fitofag, mempunyai larva berbentuk
"C", tipe scarabaeiform, yang disebut tempayak atau grubs. Larva ini
seringkali menjadi hama pada ladang berumput, seperti di lapangan golf, atau
hidup pada kayu yang membusuk. Kumbang dewasanya makan pada dedaunan, bunga,
dan lain-lain. Kumbang berperan sebagai stadium awal polinasi, sehingga
dianggap sebagai polinator original.
Serangga yang memakan kotoran hewan, lebih berperan sebagai
agen daur ulang. Di Australia, digunakan sebagai kontrol biologi untuk
mengatasi kotoran hewan yang berlimpah di peternakan. Perilaku serangga
scarabid dalam kehidupan menjadikannya disakralkan masyarakat Mesir kuno, yang
dihubungkan dengan Ra (dewa matahari). Serangga dewasa akan mengunyah sepotong
tinja, dibuat sebuah bola, dan menggelindingkannya, bentuknya yang seperti bola
tersebut dihubungkan dengan matahari. Kegiatan peletakan telur oleh serangga
dewasa, oleh orang Mesir melihat hal tersebut sebagai pola siklus alam. Spesies
termitophilous dan myrmecophilous, biasanya ditemukan hidup di sarang-sarang
atau lubang-lubang vertebrata atau di dalam sarang-sarang semut atau rayap.
- Family Elateridae (wireworm, click
beetles)
Larva bersifat subteranian atau hidup pada kayu membusuk,
sedangkan dewasanya pada dedaunan, kayu, dan pada beberapa jenis tertarik
dengan cahaya. Larva dan dewasanya bersifat fitofag, beberapa larva merupakan
hama pada benih yang baru ditanam dan akar tanaman, misalnya pada tanaman
kentang, dan ada juga yang bersifat predator, terutama yang hidup dalam kayu.
Larva bertubuh keras (larva hard
bodied), bertangkai pendek, head capsul dan mandibel berkembang baik,
larva bertipe elateriform, atau untuk famili ini larvanya disebut juga
wireworms.
Serangga dewasa dapat membalik dan meloncat, mekanisme
clicking ini terjadi dengan melakukan gerakan tulang belakang prosternal secara
tiba-tiba kelubang mesosternal, sedangkan posisi normalnya penjepit memegang
prosternal pada tepi lubang, dan ketika jepitan dilepaskan, lompatan dimulai.
Ketika berputar tubuhnya condong ke kanan, untuk menghindari predator.
Perilaku ini menghemat energi menjadi lebih efesien sekitar
50% - 60% dan energi otot dikonversikan kedalam energi kinetik. Satu genus dari
famili Elateridae ada yang bersifat bioluminescence baik pada larva maupun
imagonya. Serangga ini mempunyai traceated fat body cells dan reflector cells.
Organ ini sel penghasil cahaya, mengontrol pemancaran cahaya
oleh pengontrolan suplai udara ke organ-organ tersebut. Ketika berada di tanah,
imago biasanya bercahaya pada 2 spots pada pronotum (hijau kekuningan),
sedangkan 1 spots ventral pada dasar abdomen (merah) digunakan sebagai landing
light. Cahaya yang dihasilkan lebih intens daripada pada fireflies,
(kunang-kunang, family Lampyridae). Family Coccinellidae (lady bugs, lady bird
beetles) Larva dan imago biasanya pada dedaunan, serangga dewasa dari banyak
spesies melaui musim dingin dalam kelompok yang sangat banyak. Serangga yang
bersifat predator, aktif mencari mangsa pada serangga kecil dan bertubuh lunak,
misalnya aphids, hal ini sangat berguna dalam pengendalian.
Contoh klasik dari kontrol biologis dari kumbang coccinellidae
adalah diimpornya Rodolia cardinalis dari Australia (1888) untuk mengendalikan
cottony cushion scale ( Icerya purchasi) yang menghancurkan industri jeruk di
California. Untuk spesies fitofag, banyak yang menjadi hama kebun yang merusak,
seperti Mexican bean beetles. Beberapa spesies ada yang bersifat mycetofagus
(pada mildews). Sebagian besar spesies imago yang memakan aphid beragregasi
melewati musim dingin, mengikuti sinkronisasi siklus hidup dengan siklus hidup
aphid. Untuk pertahanannya, dewasa umumnya berpura-pura mati yang dihubungkan
dengan reflex bleeding yang berhubungan dengan pertahanan kimiawi.
- Family Tenebrionidae (darkling
beetles)
Famili
Tenebrionidae lebih dari 1500 spesies, dengan habitat yang hampir sama dengan
Elateridae, yaitu larva di subteranian atau pada kayu yang membusuk, sedangkan
imago di tanah atau kayu dan beberapa tertarik pada cahaya. Larva dan imago
bersifat fitofag atau mycetofag, larva pada akar, kayu,atau fungi. Sebagian
spesies merupakan hama kosmopolitan pada butir padi.
Serangga ini beradaptasi dengan baik pada habitat xeric,
dengan hard-bodied, elytra bersatu, beberapa dengan sayap metathorak tereduksi
atau tidak ada sama sekali, dan sistem cryptonephridial berkembang baik. Secara
ekologis, kumbang tanah memiliki kemampuan untuk menyimpan air. Kelenjar
abdomennya mengeluarkan alomon interspesifik, quinon berwarna dan baunya tidak
enak. Karakteristik posturnya sesuai untuk pertahanan misalnya pada Eleodes
dengan headstand. Serangga ini juga mengsekresikan feromon intraspesifik,
sekresi kimiawi sebagai feromon agregasi.
- Family Meloidae (blister beetles)
Larva
berkembang pada masa telur belalang, atau beberapa hidup di dalam sarang-sarang
lebah liar pada tahapan larvanya, dimana mereka makan telur-telur lebah dan
makanan yang disimpan (provisions) di dalam ruangan-ruangan dengan telur-telur.
Imago pada dedaunan, bersifat fitofag atau tidak makan.
Serangga ini mengalami hypermetamorfosis, dengan instar-instar larva yang
berlainan dan sangat berbeda bentuknya. Instar larva yang pertama, bertungkai
panjang dan aktif, disebut triungulin, berbentuk seperti campodeiform, mencari
telur belalang atau sarang lebah kemudian berganti kulit. Pada jenis yang
berkembang di sarang lebah biasanya triungulin memanjat pada sebuah bunga dan
dirinya ditempelkan pada seekor lebah, sehingga terjadi perpindahan (phoresy),
terutama parasitoid lebah. Pada satu grup, dewasa mempunyai maksila yang
termodifikasi (galea), membentuk tabung penghisap untuk makan pada nektar.
- Family Cerambycidae
Larva dan imago bersifat fitofag atau saprofag. Larva pada
kayu mati (xylofag), beberapa merupakan hama hutan minor. Imago ditemukan pada
kayu (gelondongan), sering tertarik pada kayu yang segar/baru dipotong, dan
pada bunga, banyak yang berambut dan berfungsi sebagai polinator seperti pada
banyak Scarabaeidae. Serangga dewasa berwarna-warni untuk spesies diurnal
sedangkan untuk spesies nocturnal, warna tidak menarik, banyak spesies
nocturnal yang tertarik pada cahaya.
- Family Chrysomelidae (leaf beetles)
Larva dan imago bersifat fitofag, banyak anggotanya yang
merupakan spesies hama serius (terutama larva). Perilaku satu grup (subfamily
Hispinae), mengumpulkan dedaunan. Beberapa serangga dewasa mempunyai kebiasaan
mimic fecal pellets.
- Family Curculionidae (weevils, snout
beetles)
Famili Curculionidae merupakan famili terbesar dalam Ordo
Coleoptera, anggotanya lebih dari 60 ribu spesies. Larva dan imago bersifat
fitofag, banyak yang memiliki inang spesifik, dan banyak juga yang merupakan
hama penting, seperti cotton boll weevil, rice dan maize weevil, alfalfa
weevil, dan lain-lain. Permukaan kumbang membantu pertumbuhan fungi, algae,
lichenes, liverworts, mosses, kumbang ini merupakan inang untuk protozoa, rottifers,
nematoda dan mites.
D. Peranan Ordo Coleoptera
Contoh
:
· Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros)
menyerang pucuk kelapa, pakis, sagu, kelapa sawit dan lain-lain.
· kutu beras Merusak bahan makanan yang
disimpan (tepung kedelai).
· kutu gabah menyerang gabah
· Kumbang janur kelapa menyerang pada
daun janur kelapa
BAB III
KESIMPULAN
Coleoptera berasal dari bahasa Latin coleos = perisai,
pteron = sayap, berarti insekta bersayap perisai. Anggota-anggotanya ada yang
bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator
(pemangsa) bagi serangga lain.
Ordo
Coleoptera memiliki cirri-ciri yaitu :
· Memiliki
dua pasang sayap
· Apabila
istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di
tengah-tengah bagian dorsal).
· Sayap
belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan.
· Mengalami
metamorfosis sempurna.
g. Tipe
mulut menggigit
Sistem
Pernapasan pada Ordo Coleoptera
Pada umumnya pernapasan pada insekta adalah sama. Insekta
bernapas dengan system trakea yang berupa tabung bercabang yang dilapisi kitin.
Oksigen masuk secara langsung dari trakea ke sel-sel tubuh. Sistem trakea
membuka ke bagian luar tubuh melalui spirakel, yaitu pori-pori yang dapat
membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara dan membatasi hilangnya air.
Sistem
Pencernaan Pada Ordo Coleoptera
Pada umumnya sistem pencernaan pada Insekta adalah sama.
Insekta memiliki system pencernaan yang lengkap dan organ yang jelas untuk
perombakan makanan dan penyerapan zat-zat makanan yaitu mulut, esophagus,
lambung, usus, dan anus. Mulutnya digunakan untuk mengunyah.
Sistem
Ekskresi Pada Ordo Coleoptera
Sistem pengeluaran insekta berupa tubulus malphigi yang melekat
pada bagian posterior saluran pencernaan.
Sistem
Sirkulasi pada Ordo Coleoptera
Sistem sirkulasi insekta berupa sistem sirkulasi terbuka
dengan organ sebuah jantung pembuluh yang berfungsi mempompa hemolimfa melalui
sinus homosol (rongga tubuh).
Sistem
Saraf Pada Ordo Coleoptera
Sistem saraf insekta terdiri dari pasangan tali saraf
ventral dengan beberapa ganglia segmental. Beberapa segmen ganglia anterior
menyatu membentuk otak yang terletak dekat dengan anten, mata, dan organ indera
lain yang terpusat dikepala.
Sistem
Reproduksi pada Ordo Coleoptera
Sebagian besar serangga membiak secara seksual, bagian yang
lain secara aseksual atau partenogenetik. Sistem reproduksi jantan berfungsi
memproduksi dan menyampaikan atau mengantarkan spermatozoa. Sistem reproduksi
betina berfungsi memproduksi dan menyimpan telur, menyimpan spermatozoa,
sebagai tempat pembuahan, dan meletakkan telur atau melahirkan larva atau
nimfa.
Beberapa
jenis Coleoptera memiliki perkembangan paedogenesis. Serangga pradewasa
memiliki alat kelamin yang telah matang dan dapat menghasilkan keturunan.
Metamorfosis
Proses perkembangan yang mengubah pradewasa instar pertama
menjadi dewasa disebut metamorfosis (metamorphosis), yang arti sebenarnya
adalah perubahan bentuk.
Berdasarkan
ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu
ordo:
1.
Neuroptera
2.
Lepidoptera
3.
Diptera
4.
Coleoptera
5.
Siphonoptera
6.
Hymenoptera
Dalam pengklasifikasian, coleoptera lebih dekat berkerabat
dengan Neuropteroidea primitif (Megaloptera, Raphidioptera, dan Neuroptera),
dan mirip dengan Orthopteroidea (Dermaptera). Coleoptera terbagi kedalam 4
subordo, yaitu :
e. Achostemata (termasuk Micromalthus),
total 3 family
f. Myxophaga, total 4 family
g. Adephaga, total 8 family
h. Polyphaga, total kurang lebih 138 family
E. Peranan Ordo Coleoptera
· Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros)
menyerang pucuk kelapa, pakis, sagu, kelapa sawit dan lain-lain.
· kutu beras Merusak bahan makanan yang
disimpan (tepung kedelai).
· kutu gabah menyerang gabah
· Kumbang janur kelapa menyerang pada
daun janur kelapa
SUMBER
DATA
http://www.slideshare.net/unhybubulovers/arthropoda-12743730
http://ganeshbieterz.blogspot.com/2010/05/insekta.
http://riostones.blogspot.com/2009_08_01_archive.html
http://ekajugakeren.blogspot.com/2011/06/preferensi-dan-kesesuaian-makanan-bagi.html
http://biologigonz.blogspot.com/2010/12/coleoptera-insecta.html
http://biologigonz.blogspot.com/2010/12/orthoptera.html
http://ml.scribd.com/doc/95518700/Insekta-Akuatik
http://web.ipb.ac.id/~phidayat/entomologi/bab-04%20REPRODUKSI%20DAN%20PERTUMBUHAN%20edited%20fin.htm
The King Casino: The New King & The World of Gaming
BalasHapusThe King https://jancasino.com/review/merit-casino/ Casino is the new place where the real money gambling is legal in Florida and Pennsylvania. We love 메이저 토토 사이트 the jancasino new 출장마사지 casino. gri-go.com We've got some great